Sistem pemerintahan presidensial memberikan kewenangan prerogatif yang melekat pada jabatan presiden. Dengan demikian, hak prerogatif presiden – dalam catatan ini – untuk memilih para pembantunya, tak pernah perlu diributkan. Tapi republik ini ternyata makin suka menikmati tontonan, juga yang sengaja dipertunjukkan guna mengesankan bahwa presiden adalah seorang yang tak sembrono atau grusa-grusu memilih. Semua calon menteri diaudisi, harus menjalani fit and proper test di hadapan Presiden dan Wakil Presiden RI, juga dites kesehatan jiwa-raganya. Dan karena sudah jadi tontonan publik, maka membaca, menonton, dan ikut berkomentar untuk dibaca maupun ditonton adalah sesuatu yang wajar (dan mungkin juga diharapkan). Baca lebih lanjut
Filed under: Citra Serbaneka | Tagged: ajining diri saka lathi, dikotomi, hak prerogatif, infotainment, inkonstitusional, ipoleksosbudhankam, kabinet, koalisi, komentar, konstitusi, konstitusional, menkes, menteri, oposisi, parlemen, permisif, politik, politisi, presiden, profesional, republik | Leave a comment »